Blogger Template by Blogcrowds

Bila mendengar kata rujak pasti yang terlintas di benak kita adalah aneka buah-buahan seperti nanas, kedondong, papaya agak matang, mangga muda, bengkoang ditemani bumbu uleknya yang terbuat dari kacang tanah yang digoreng, gula merah, garam dan cabe. Itu memang resep rujak yang biasa kita temui dan mayoritas orang suka dengan rujak.

Namun di daerah Jawa Timur khususnya daerah asalnya yakni Surabaya terdapat rujak yang lain dari yang lain. Namanya rujak cingur yang biasanya terdiri dari irisan buah-buahan seperti ketimun krai (sejenis ketimun khas Jawa Timur), bengkoang, mangga muda, nanas, kedondong dan ditambah lontong tahu tempe, bendoyo dan cingur serta beberapa sayuran seperti tauge, kangkung dan kacang panjang.

Semua bahan rujakan tersebut dicampur dengan saus atau bumbu yang dibuat dari olahan petis udang, gula/gula merah, cabe, kacang tanah yang digoreng, bawang goreng, garam dan irisan tipis pisang biji (pisang klutuk) yang masih muda. Semua bumbu diuleg dan bila sudah menyatu, diencerkan dengan sedikit air matang.

Dalam penyajiannya rujak cingur dibedakan menjadi dua macam, yakni penyajian ‘biasa’ dan ‘matengan’. Pada penyajian ‘biasa’ atau umumnya berupa semua bahan yang telah disebutkan diatas, sedangkan ‘matengan’ hanya terdiri dari bahan-bahan yang matang saja; lontong, tahu, tempe, bendoyo dan sayur yang telah digodok tanpa buah-buahan. Namun keduanya memakai saus/bumbu yang sama.

Disebut rujak cingur karena bumbu olahan yang digunakan adalah petis udang dan irisan cingur. Hal inilah yang membedakan dengan rujak pada umumnya. Rujak cingur biasa disajikan dengan krupuk sebagai tambahan dan disajikan dengan alas pincuk (daun pisang) atau piring.



0 komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda